Karasteristik Wanita Penghuni Surga
GAMBARAN SURGA
Gambaran/Karasteristik wanita penghuni surga.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
لِلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ عِندَ رَبِّهِمۡ جَنَّٰتٞ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا وَأَزۡوَٰجٞ مُّطَهَّرَةٞ وَرِضۡوَٰنٞ مِّنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِٱلۡعِبَادِ [ال عمران: ١٥]
Untuk orang-orang yang bertaqwa (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala), pada sisi Rabb mereka ada surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya. Dan (mereka dikaruniai) isteri-isteri yang disucikan serta keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala: Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. [Ali ‘Imran/3: 15].
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
إِنَّآ أَنشَأۡنَٰهُنَّ إِنشَآءٗ ٣٥ فَجَعَلۡنَٰهُنَّ أَبۡكَارًا ٣٦ عُرُبًا أَتۡرَابٗا ٣٧ لِّأَصۡحَٰبِ ٱلۡيَمِينِ ٣٨ ثُلَّةٞ مِّنَ ٱلۡأَوَّلِينَ ٣٩ وَثُلَّةٞ مِّنَ ٱلۡأٓخِرِينَ [الواقعة: ٣٥، ٤٠]
Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung, dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya, (Kami ciptakan mereka) untuk golongan kanan, (yaitu) segolongan besar dari orang-orang terdahulu, (dan segolongan besar pula dari orang-orang yang kemudian.). [Al-Waqi’ah: 35-40].
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وَعِندَهُمۡ قَٰصِرَٰتُ ٱلطَّرۡفِ عِينٞ ٤٨ كَأَنَّهُنَّ بَيۡضٞ مَّكۡنُونٞ [الصافات : ٤٨، ٤٩]
Di sisi-sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya. seakan-akan mereka adalah telur (burung unta) yang tersimpan dengan baik. [Ash-Shaaffat: 48-49].
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
وَحُورٌ عِينٞ ٢٢ كَأَمۡثَٰلِ ٱللُّؤۡلُوِٕ ٱلۡمَكۡنُونِ ٢٣ جَزَآءَۢ بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ [الواقعة: ٢٢، ٢٤]
Dan (di dalam surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jelita, * laksana mutiara yang tersimpan baik. Sebagai balasan bagi apa yang telah mereka kerjakan. [Al-Waqi’ah: 22-24].
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
فِيهِنَّ قَٰصِرَٰتُ ٱلطَّرۡفِ لَمۡ يَطۡمِثۡهُنَّ إِنسٞ قَبۡلَهُمۡ وَلَا جَآنّٞ ٥٦ فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ٥٧ كَأَنَّهُنَّ ٱلۡيَاقُوتُ وَٱلۡمَرۡجَانُ [الرحمن: ٥٦، ٥٨]
Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan. Seakan-akan bidadari itu permata yaqut dan marjan. [Ar-Rahman: 56-58].
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
فِيهِنَّ خَيۡرَٰتٌ حِسَانٞ ٧٠ فَبِأَيِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ ٧١ حُورٞ مَّقۡصُورَٰتٞ فِي ٱلۡخِيَامِ [الرحمن: ٧٠، ٧٢]
Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan (Bidadari-bidadari yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah. [Ar-Rahman/: 70-72].
عن أنس بن مالك رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «لَرَوْحَةٌ فِي سَبِيلِ اللهِ أَوْ غَدْوَةٌ خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا، وَلَقَابُ قَوْسِ أَحَدِكُمْ مِنَ الجَنَّةِ، أَوْ مَوْضِعُ قِيْدٍ-يَعْنِي سَوْطَهُ- خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا، وَلَوْ أَنَّ امْرَأةً مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ اطَّلَعَتْ إلَى أَهْلِ الأَرْضِ لأَضَاءَتْ مَا بَيْنَهُمَا، وَلملأَتْهُ رِيحاً، وَلَنَصِيفُهَا عَلَى رَأْسِهَا خَيْرٌ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا». متفق عليه.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda: “Berangkat perang fi sabilillah di sore hari atau di pagi hari lebih baik dari dunia dan segala isinya. Sungguh sekadar busur panah seseorang kamu dari surga atau tempat cemetinya lebih baik dari dunia dan segala isinya. Jikalau seorang wanita dari penghuni surga menampakkan diri kepada penghuni bumi niscaya ia menerangi apa yang ada di antara keduanya dan wanginya memenuhinya. Sungguhnya tutup kepalanya lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” (Muttafaqun ‘alaih).[1]
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «إنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ تَدْخُلُ الجَنَّةَ عَلىَ صُورَةِ القْمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ، وَالَّتِي تَلِيهَا عَلَى أَضْوَءِ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ، لِكُلِّ امْرِئٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ اثْنَتَانِ، يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ، وَمَا فِي الجَنَّةِ أعْزَبٌ». متفق عليه.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda: “Sesungguhnya rombongan pertama yang masuk surga seperti rupa bulan di malam purnama, dan yang mengikutinya seperti cahaya bintang berkilau di langit. Bagi setiap orang dari mereka mempunyai dua istri, sumsum betis keduanya bisa dilihat dari belakang daging, dan tidak ada (penghuni) surga yang tidak kawin.” (Muttafaqun ‘alaih).[2]
Wangi-wangian surga.
Hal itu sangat bervariasi menurut perbedaan setiap orang dan perbedaan kedudukan dan derajat mereka.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «إنَّ أوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إضَاءَةً، لا يَبُولُونَ وَلا يَتَغَوَّطُونَ، وَلا يَتْفِلُونَ وَلا يَمْتَخِطُونَ، أمْشَاطُهُمُ الذَّهَبُ، وَرَشْحُهُمُ المِسْكُ، وَمَجَامِرُهُمُ الأُلُوَّةُ-الألَنْجُوجُ، عُودُ الطِّيبِ- وَأزْوَاجُهُمُ الحُورُ العِينُ، عَلَى خَلْقِ رَجُلٍ وَاحِدٍ، عَلَى صُورَةِ أبِيهِمْ آدَمَ، سِتُّونَ ذِرَاعًا فِي السَّمَاءِ». متفق عليه
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya golongan yang pertama-tama masuk surga seperti rupa bulan pada malam purnama. Kemudian yang mengikuti mereka seperti bintang berkilau yang paling terang di atas langit. Mereka tidak kencing, tidak berak, tidak meludah, dan tidak beringus. Sisir mereka adalah emas, keringat mereka adalah minyak kesturi, tempat pemanggangan mereka adalah kayu garu, istri-istri mereka adalah bidadari, seperti rupa seorang laki-laki, seperti rupa bapak mereka Adam a.s, yaitu enam puluh hasta di langit.” (Muttafaqun ‘alaih).[3]
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما أن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَنْ قَتَلَ مُعَاهَداً لَمْ يَرَحْ رَائِحَةَ الجَنَّةِ، وَإنَّ رِيحَهَا يُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ أَرْبَعِينَ عَاماً». أخرجه البخاري.
Dari Abdullah bin ‘Amar Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang membunuh kafir Mu’ahad (non muslim yang masih berada dalam perjanjian damai dengan kaum muslimin) niscaya ia tidak bisa mencium aroma surga, dan sesungguhnya aroma surga bisa tercium dari jarak perjalanan empat puluh tahun.” (HR. Bukhari).[4]
Dan dalam satu lafazh:
وفي لفظٍ: «وَإنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ سَبْعِينَ خَرِيفاً». أخرجه الترمذي وابن ماجه.
“Dan sesungguhnya aromanya tercium dari jarak perjalanan tujuh puluh tahun.” (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah).[5]
Senandung nyanyian istri-istri penghuni surga.
عن ابن عمر رضي الله عنهما أن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «إنَّ أَزْوَاجَ أَهْلِ الجَنَّةِ لَيُغَنِّينَ أَزْوَاجَهُنَّ بِأَحْسَنِ أَصْوَاتٍ سَمِعَهَا أَحَدٌ قَطّ، إنّ مِمَّا يُغَنِّينَ بِهِ: نَحْنُ خَيرُ الحِسَانِ، أَزْوَاجُ قَومٍ كِرَامٍ، يَنْظُرْنَ بِقُرَّةِ أَعْيَانِ وَإنَّ مِمَّا يُغَنِّينَ بِهِ: نَحْنُ الخَالِدَاتُ فَلا يَمُتْنَهْ، نَحْنُ الآمِنَاتُ فَلا يَخَفْنَهْ، نَحْنُ المقيمَاتُ فَلا يَظْعَنَّهْ». أخرجه الطبراني في الأوسط.
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya istri-istri penghuni surga melantunkan nyanyian kepada suami-suami mereka dengan suara terbaik yang pernah didengar seseorang. Sesungguhnya di antara nyanyian mereka: ‘Kami adalah (istri-istri) yang baik lagi cantik, istri-istri orang-orang yang mulia, memandang dengan mata yang jelita.’ Dan sungguh di antara senandung nyanyian mereka adalah: ‘Kami adalah wanita-wanita kekal yang tidak pernah mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak pernah takut. Kami adalah wanita-wanita selalu berada di tempat, tidak pernah safar/bepergian.” (HR. Ath-Thabrani dalam al-Ausath).[6]
Jima’ penghuni surga.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
إِنَّ أَصۡحَٰبَ ٱلۡجَنَّةِ ٱلۡيَوۡمَ فِي شُغُلٖ فَٰكِهُونَ ٥٥ هُمۡ وَأَزۡوَٰجُهُمۡ فِي ظِلَٰلٍ عَلَى ٱلۡأَرَآئِكِ مُتَّكُِٔونَ [يس: ٥٥، ٥٦]
Sesungguhnya penghuni surga pada hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan isteri-isteri mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan. [Yasiin/36: 55-56].
عن زيد بن أرقم رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «إنَّ الرَّجُلَ مِنْ أَهْلِ الجَنَّةِ لَيُعْطَى قُوَّةَ مِائَةِ رَجُلٍ فِي الأَكْلِ وَالشُّرْبِ وَالشَّهْوَةِ وَالجِمَاعِ»، فقال رجل من اليهود: فإن الذي يأكل ويشرب تكون له الحاجة، فقال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «حَاجَةُ أَحَدِهِمْ عَرَقٌ يَفِيضُ مِنْ جِلْدِهِ، فَإذَا بَطْنُهُ قَدْ ضَمِرَ». أخرجه الطبراني والدارمي.
Dari Zaid bin Arqam Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya seorang laki-laki dari penghuni surga diberi kekuatan seratus (100) orang laki-laki dalam makan, minum, syahwat dan jima’. Seorang laki-laki dari kaum Yahudi berkata, ‘Sesungguhnya yang makan dan minum pasti ingin buang hajat (buang air).’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hajat mereka adalah keringat yang mengucur dari kulitnya. (kalau sudah keluar keringat) ternyata perutnya telah mengecil.” (HR. ath-Thabrani dan ad-Darimi).[7]
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قيل يا رسول الله: هل نصل إلى نسائنا في الجنة؟ فقال: «إنَّ الرَّجُلَ لَيَصِلُ فِي اليَوْمِ إلَى مِائَةِ عَذْرَاءَ». أخرجه الطبراني في الأوسط وأبو نعيم في صفة الجنة.
Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya, ‘Apakah kami bisa sampai kepada istri-istri kami di surga (maksudnya: hubungan badan, jima’)?’ Beliau menjawab: “Sesungguhnya seorang laki-laki bisa sampai dalam satu hari kepada seratus wanita perawan.’ (HR. Ath-Thabrani dalam Al-Ausath dan Abu Nu’aim dalam sifat surga).[8]
Anak di dalam surga.
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «المؤْمِنُ إذَا اشْتَهَى الوَلَدَ فِي الجَنَّةِ كَانَ حَمْلُهُ وَوَضْعُهُ وَسِنُّهُ فِي سَاعَةٍ كَمَا يَشْتَهِي». أخرجه أحمد والترمذي.
Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seorang mukmin ingin mendapatkan anak di surga, jadilah kandungan, melahirkan dan usianya dalam satu waktu seperti yang diinginkannya.” (HR. Ahmad dan at-Tirmidzi).[9]
Ξ Kekalnya kenikmatan dalam surga
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Tauhid dan keimanan التوحيد والإيمان ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] HR. Bukhari No 2796 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 1880.
[2] HR. Bukhari No. 3246 dan Muslim No. 2834 dan ini adalah lafazhnya.
[3] HR. Bukhari No.3327 dan ini adalah lafazhnya, dan Muslim No. 2834.
[4] HR. Bukhari No. 3166.
[5] Shahih/HR. At-Tirmidzi No. 1403, Shahih Sunan at-Tirmidzi No. 1132, Ibnu Majah No. 2687, Shahih Sunan Ibnu Majah No. 2176.
[6] Shahih/ HR. Ath-Thabrani dalam al-Mu’jam Al-Ausath No. 4917, Lihat Shahih al-Jami’ No 1561.
[7] Shahih/ HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam al-Kabir (5/178) dan ini adalah lafazhnya, ad-Darimi No 2721. Dan lihat Shahih Al-Jami’ No 1627.
[8] Shahih/ HR. Ath-Thabrani dalam Al-Ausath No. 5263 dan Abu Nu’aim dalam sifat surga No 373. Lihat as-Silsilah ash-Shahihah No 367.
[9] Shahih/ HR. Ahmad No 11079 dan at-Tirmdzi No. 2563. Shahih Sunan At-Tirmidzi No. 2077.
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/85475-karasteristik-wanita-penghuni-surga.html